Profil Kami

Mengawal Keberlanjutan Kiprah Organisasi Masyarakat Sipil Indonesia

Ide Perpetual muncul dari renungan mendalam kami terhadap perjalanan Penabulu sebagai organisasi pendukung masyarakat sipil (CSRO) dan dinamika lingkungan organisasi masyarakat sipil (OMS) saat ini. Salah satu temuan penting adalah, telah banyak upaya penguatan kapasitas OMS dengan berbagai sumber daya, keberlanjutan OMS masih menjadi tantangan besar. Meskipun telah didukung oleh berbagai program dan pendanaan, banyak OMS, khususnya di tingkat daerah, masih bergantung pada dana donor dan bahkan terpaksa menghentikan kegiatannya. Ini menunjukkan adanya kesenjangan antara upaya penguatan kapasitas dan realitas yang terjadi di lapangan. OMS, sebagai pilar demokrasi dan agen perubahan, menghadapi dilema dalam menyeimbangkan tujuan jangka panjang dengan kebutuhan operasional sehari-hari.

Kondisi tersebut mendorong Penabulu untuk menggali akar permasalahan dan mencari solusi inovatif yang sesuai dengan perannya sebagai organisasi pendukung masyarakat sipil di Indonesia. Sebagai respons, pada tahun 2023, Penabulu menginisiasi Perpetual sebagai upaya untuk mengatasi berbagai tantangan yang dihadapi oleh organisasi masyarakat sipil (OMS). Gagasan ini muncul dari empat observasi utama: (1) belum terintegrasinya pemberdayaan OMS dalam arus utama pembangunan, (2) kurangnya pemanfaatan potensi lokal, (3) kurangnya fokus pada manfaat langsung bagi masyarakat, dan (4) terbatasnya kemampuan OMS dalam mengakses sumber daya. Penabulu menyadari bahwa Perpetual adalah sebuah eksperimen yang memerlukan kolaborasi dengan OMS lain yang memiliki keprihatinan serupa. Lebih dari sekadar berjejaring, Perpetual bertujuan untuk membangun kemitraan yang saling menguntungkan dan berbagi risiko. Melalui pendekatan subsidiaritas, kami ingin mendekatkan pengambilan keputusan dan pengelolaan program ke tingkat daerah, sehingga organisasi di daerah dapat lebih mandiri dan berdaya.

Pada awal tahun 2024, Eko Komara, Direktur Eksekutif Penabulu, meluncurkan sebuah inisiatif yang mengajak para pemangku kepentingan untuk bersama-sama memperkuat keberlanjutan organisasi masyarakat sipil (OMS) di Indonesia. Dokumen yang berjudul “Mengawal Keberlanjutan Kiprah Organisasi Masyarakat Indonesia” ini menyajikan kerangka kerja yang komprehensif, mencakup analisis mendalam mengenai tantangan yang dihadapi OMS, pendekatan subsidiaritas sebagai solusi, serta langkah-langkah konkret untuk mewujudkan transformasi jangka panjang. Dokumen ini bersifat dinamis dan terbuka untuk pengembangan lebih lanjut. Penabulu menyadari bahwa perubahan transformatif ini membutuhkan waktu yang tidak singkat, diperkirakan sekitar 10 tahun, dan akan melalui beberapa fase perkembangan.

Penabulu kemudian mengajak beberapa organisasi masyarakat sipil (OMS) untuk bergabung dalam inisiatif ini. Respon positif pertama datang dari Circle of Imagine Society (CIS) Timor pada awal April 2024. CIS Timor menyambut baik gagasan Perpetual dan menyatakan kesediaannya untuk berkolaborasi. Tidak lama kemudian, Yayasan Konservasi Way Seputih (YKWS) juga bergabung. Bersama-sama, ketiga organisasi ini mulai merumuskan peran masing-masing dalam mewujudkan Perpetual. CIS Timor berkomitmen untuk menjadi mitra utama Perpetual di wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT), sementara YKWS fokus pada wilayah Sumatera bagian selatan. Penabulu terus membuka peluang bagi organisasi lain untuk bergabung dan bersama-sama membangun jaringan nasional yang kuat, di mana organisasi-organisasi perantara dan penyedia sponsor fiskal dapat saling mendukung untuk memastikan keberlanjutan OMS di seluruh Indonesia.

kami mendukung Perpetual—sebuah komitmen membangun masyarakat sipil yang kuat dan berdaya, dengan posisi tawar tinggi terhadap negara dan mitra donor. Kami ingin mendesentralisasi peran sponsor fiskal dari Jakarta ke wilayah lain, termasuk NTT. Meski tanpa anggaran, kami berkomitmen melaksanakan 15 agenda dalam enam bulan ke depan. Terima kasih kepada Penabulu, Perpetual, dan semua yang bersama dalam perjalanan ini. Bravolah Perpetual!

Haris Oetaman
Direktur CIS Timor

Subsidiaritas

Pelaksanaan program-program pembangunan harus berlandaskan prinsip subsidiaritas, yaitu memberikan kewenangan pengambilan keputusan dan pengelolaan kepada unit kompeten yang paling kecil, paling bawah.

Subsidiaritas itu akan mendorong efisiensi dan penghematan biaya, pelibatan efektif dan peningkatan kepemilikan para pemangku kepentingan lokal, serta memperbesar jaminan pencapaian dampak jangka panjang.

Tidak bisa lagi struktur dan sistem pengelolaan program dikuasai langgeng oleh pihak tertentu atas dasar standar fidusia keuangan, tanggung jawab atas persyaratan amanah dan akuntabilitas keuangan.

Semua alasan tersebut yang akan dibongkar Perpetual, dengan menciptakan jaringan perwalian lokal yang andal dan tepercaya.

Niatan

Membongkar konsentrasi sumber daya OMS yang selama ini terpusat di tingkat nasional, yang juga menjadi kontributor penyebab ketimpangan dan ketidakadilan pembangunan di Indonesia.
Secara radikal mengubah struktur dan sistem penguasaan serta distribusi sumber daya OMS yang sudah lama terbentuk (dibentuk) oleh lembaga donor asing atas nama akuntabilitas dan mitigasi risiko (semata lensa ekonomi/keuangan).
Mengoreksi pola pengelolaan sumber daya OMS, dengan memperluas cakupan, menggali ke dalam organisasi dan sumber domestik lainnya, serta meningkatkan kecakapan dalam pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya.

Membangun model baru kapasitas kolektif pengelolan sumber daya OMS berbasis karakteristik unik tiap jaringan.

Memperhubungkan dan mengonsolidasi pusat-pusat pertumbuhan gerakan OMS dalam kesetaraan relasi dan “keterikatan yang lepas”.